Saturday, June 5, 2010

Evaluasi pembangunan infrastruktur jalan Tol Cipularang


Jalan Tol Cipularang (Cikampek - Purwakarta - Padalarang) adalah jalan tol di Indonesia yang menghubungkan kota Jakarta dan Bandung. Jalan tol ini selesai dibangun pada akhir April 2005. Tol ini berada di pegunungan sehingga jalannya naik-turun dan juga mempunyai banyak jembatan yang panjang dan tinggi.

Pembangunannya dibagi dua yaitu:

Tahap 1: Cikampek - Sadang dan Padalarang - Cikamuning (17.50 km)

Tahap 2: Sadang - Cikamuning (41.00 km)

Tujuan Pembangunan

Pembangunan jalan tol ini ditujukan untuk membangkitkan kembali roda perekonomian khususnya pembangunan infrastruktur dan mempersingkat waktu tempuh Jakarta-Bandung. Adanya jalan tol Cipularang menimbulkan berbagai eksternalitas, positif maupun negatif. Evaluasi pembangunan jalan Tol Cipularang terhadap dampak tersebut dapat diidentifikasi dengan:

ü Menentukan Indikator Keberhasilan jalan Tol Cipularang

ü Mengidentifikasi eksternalitas berdasarkan indikator yang telah ditentukan

ü Rekomendasi

Indikator keberhasilan pembangunan jalan tol cipularang

· Kinerja transportasi, dilihat dari terjadinya kelancaran arus manusia,barang,dan jasa.

· Pemerataan pembangunan, keseimbangan dalam pengembangan wilayah.

· Pertumbuhan perekonomian, terjadinya peningkatan roda perekonomian daerah terutama daerah-daerah kecil di sekitar tol

· Perkembangan infrastruktur, meningkatnya aksesbilitas, dilihat dari terintegrasinya sentra industri kecil satu dengan yang lainnya.

Identifikasi eksternalitas

Dalam setiap proses pembangunan, pasti ada dampak positif dan negatifnya
bagi penduduk setempat. Demikian juga dengan pembangunan jalan Tol
Cikampek - Purwakarta - Padalarang ( Cipularang )
. Berpedoman dengan indikator keberhasilan di atas maka dampak positif dan negatif nya yaitu:

Dampak positif:

1. Waktu tempuh Jakarta-Bandung lebih cepat

Melalui jalan Tol Cipularang ini, jarak Jakarta-Bandung lebih cepat dengan sebelumnya dari 4 jam sekarang menjadi 2 jam.

2. Peningkatan perekonomian

Banyaknya sentra industri kecil disekitar Tol seperti di daerah Tasikmalaya, Garut atau Ciamis, sekarang sudah memililiki akses yang cepat untuk membawa hasil kerajinannya ke Jakarta dan sekitarnya.

3. Perkembangan Infrastruktur

Dengan terciptanya Tol Cipularang akan menciptakan integrasi antara sentra industri kecil dengan yang lainnya, disamping itu, penyediaan infrastruktur akan menjadi seimbang untuk memfasilitasi kebutuhan penduduk terhadap jumlah penduduk disekitar yang terus meningkat tiap tahunnya.

4. Peningkatan devisa

Banyaknya tempat wisata yang ada di Bandung maka pembangunan jalan Tol Cipularang menyebabkan bertambahnya rute perjalanan "baru" yang dapat dilakukan oleh pelaku perjalanan asal Kota Jakarta yang tujuan perjalanan wisata ke Kota Bandung, sebagai sarana prasarana pendukung pembangunan kota Bandung dalam menambah devisa bagi Pemkot setempat.

5. Pemerataan pembangunan

Tol cipularang salah satu fasilitas untuk mencapai keseimbangan dalam pengembangan suatu wilayah. Jakarta sebagai ibukota negara pembangunan nya perlu di dukung dari daerah-daerah sekitarnya dan sebaliknya, sehingga terjadilah sifat mutualisme antar wilayah.

Dampak negatif:

1. Jumlah penumpang terminal Leuwipanjang menurun

Sejak adanya jalan Tol Cipularang, penumpang dari Jakarta lebih suka memakai kendaraan pribadi atau dengan menggunakan jasa angkutan travel. Akibatnya penumpang angkutan umum menjadi semakin berkurang sehingga mengakibatkan menumpuknya angkutan tujuan tersebut di Terminal Leuwipanjang, jumlah armada angkutan tidak sebanding dengan jumlah penumpangnya.

2. Tamatnya riwayat Kereta Api Parahyangan

Adanya jalan Tol Cipularang menyebabkan fasilitas umum menjadi mengalami penurunan penumpang hingga 50% seperti halnya dengan kereta api parahyangan, orang-orang lebih cenderung menggunakan jalan tol karena daya tempuh Jakarta-Bandung lebih cepat dibandingkan menggunakan kereta api Parahyangan.

3. Pencemaran polusi

Pembangunan jalan tol Cipularang memiliki dampak negatif bagi lahan perkebunan di daerah sekitarnya, terutama perkebunan teh. Produktivitas pucuk tanaman teh pada areal di sepanjang jalan tol Cipularang, Kab.Bandung Barat turun 70 persen akibat gangguan polusi kendaraan bermotor yang melintas.

4. Berkurangnya daerah resapan air

Pada saat musim hujan, jalan Tol Cipularang sering terjadi banjir. Ini dikarenakan kurang nya daerah resapan air dan sistem drainase yang ada masih belum memadai.

Kesimpulan

Berdasarkan indikator yang ditetapkan di atas, maka dampak positif dari adanya jalan Tol Cipularang ialah kinerja transportasi (waktu tempuh Jakarta-Bandung lebih singkat), pemerataan pembangunan, pertumbuhan perekonomian (peningkatan devisa), dan perkembangan infrastruktur.

Sedangkan dampak negatif seperti ulasan di atas yaitu merugikan angkutan public (menurun nya jumlah penumpang Terminal Leuwipanjang dan mati nya angkutan KA Parahyangan), dan terjadi nya dampak terhadap lingkungan (pencemaran polusi dan terjadinya banjir karena daerah resapan berkurang).

Rekomendasi

Untuk mempertahankan indikator keberhasilan dan meminimalisir dampak negatif dari pembangunan jalan Tol Cipularang ini, maka dapat dilakukan cara-cara sebagai berikut:

1. Pembangunan jalan tol di Indonesia wajib memenuhi kajian tentang AMDAL (Analisis mengenai Dampak Lingkungan).

2. Membangun terminal terpadu dan sub-sub terminal dengan meningkatkan kualitas sarana prasarana dari terminal itu sendiri, agar para penumpang nyaman menggunakan angkutan publik.

3. Aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, kegiatan ini didukung dengan inovasi berprinsip reduce-reuse-recycle-reproduce. Pelaksanaan perbaikan jalan misalnya dapat dilakukan dengan memanfaatkan aspal daur ulang.

4. Setiap pembangunan jalan baru harus melakukan study pertimbangan lingkungan. Pertimbangan lingkungan dalam pembangunan jalan memuat kegiatan-kegiatan antara lain:

- kajian lingkungan strategis dalam perumusan rencana

- penetapan alingnment jalan yang layak teknis, ekonomi,dan lingkungan
-
penyusunandokumen handal sampai implementasi

- pelaksanaan kontruksi yang ramah lingkungan

- evaluasi kinerja jalan dan upaya perbaikan berkesinambungan

5. Perlindungan jalan dari genangan banjir dilakukan dengan membangun drainase dengan benar dan penghijauan agar air dapat langsung diresap oleh tanah.